Rabu, 03 Juni 2015

Jealousy

Kau bercerita banyak hal tentang kuliahmu di kampus. mulai dari seberapa seringnya kau terlambat, dosen yang ternyata juga masuknya telat, mata kuliah yang hampir membuatmu putus asa di awal semester, dan masih banyak lagi. kau menceritakannya dengan sangat antusias. sangat bersemangat. sesekali kau terdiam, menunggu tanggapanku. dan yang bisa aku lakukan hanya mengangguk, menandakan bahwa aku masih dengan sangat setia mendengarkan celotehanmu.

Mendengarkanmu bercerita itu menjadi kegiatan yang cukup mengasyikkan karena setiap ceritamu sungguhlah menarik. karena di setiap ceritamu aku semakin bisa memahamimu. karena di setiap ceritamu itulah aku bisa mengerti apa yang kau suka dan apa yang kau benci. tapi lalu tiba-tiba kau terdiam menatapku.

"Sayang gantian cerita donk, mosok dari tadi aku terus yang cerita." katanya.
"Gapapa kok, sayang. dilanjutin aja dulu ceritanya. aku lebih suka ndengerin kamu cerita kok. nanti juga kalo aku udah ada cerita bakalan aku ceritain juga hehe." jawabku.
"hmmmmm, yaudaah. jadi kemarin itu ......." dan ceritanya pun berlanjut.

Mungkin tak pernah terlintas di pikiranmu, setiap kali aku mendengarkan ceritamu sebenarnya selalu ada rasa cemburu yang muncul. aku iri dengan mereka yang bisa selalu ada dekat denganmu, yang bisa selalu kamu ajak main. aku iri dengan mereka yang ada ketika kamu membutuhkan. mungkin ceritamu hanya tentang temanmu yang selalu bisa datang membantumu ketika kau butuhkan. tapi yang aku cerna adalah ketidak berdayaanku untuk bisa ada di dekatmu dan membantumu. and yeah i feel like a useless boyfriend for you. i can't even help you. what can i do is just listening to your story and loving you always.

da aku mah apa atuh. jadi pacar tapi gabisa apa-apa. hanya bisa berharap kamu bahagia dengan jarak yang memisahkan, dan komunikasi yang selalu aku usahakan.