memandang kosong ke tengah lamunan yang membawaku melintasi angan
aku yang kini ada di bawah, hidup dengan berjalan menyusuri daratan gersang
tak lagi aku iri pada indahnya langit yang menawarkan cahaya di siang hari dan kedamaian di malamnya
aku pernah terbang di langit itu. langit yang sama yang pernah menerbangkan asaku pergi jauh, langit yang sama yang menghujani daratan ini dengan kedamaian
mungkin aku terlihat merindukan langit, sepertinya terpancar jelas di raut mukaku yang begitu sendu menatapnya dalam kedamaian
"ayolah, terbang ke langit itu. kau terlihat sangat menyedihkan berada di bawah sini. cobalah untuk terbang sekali lagi." teman - temanku
aku tersenyum: "aku pernah terbang di langit itu. dan aku terjatuh, cukup sakit rasanya. saat ini aku hanya ingin terdiam disini. aku cukup senang masih bisa melihat langit itu."
mungkin akan terdengar sedikit angkuh, tapi memang itulah yang aku rasakan saat ini. aku sedang tak ingin terbang lagi, karena terbang telah membawa kenangan buruk yang belum bisa aku lupakan.
hingga suatu saat aku melihatnya, tempat yang sepertinya bisa aku singgahi ketika aku lelah terbang sehingga aku tak lagi takut terjatuh, tempat yang cukup teduh dan menawarkan banyak hal.
sesekali aku berkunjung kesana. hanya sekedar menyapa, berkenalan, dan melepas lelah dari perjalanan ini. beberapa kali sudah aku kesana dan sepertinya memang cukup menjanjikan. tapi untuk saat ini aku hanya bisa memandangnya dari jauh, hanya sebagai tempat singgahku sementara. bukan tempatku pulang ketika nantinya aku sudah sanggup untuk terbang lagi.
hingga suatu ketika, malam ini, dia bertanya:
"kenapa kamu ga terbang aja? sepertinya kamu suka langit. bukannya kamu bisa terbang bebas diatas sana? kembalilah kesini jika kau merasa lelah. aku siap jadi rumah untukmu kembali."
aku tertegun mendengarnya, ya aku tahu bahwa hal ini bisa saja terjadi. hal yang sangat wajar jika kau sudah memberikan dan mendapatkan perhatian seperti yang aku terima selama aku mengunjunginya.
"aku tak bisa -bukan- aku tak ingin terbang. belum. aku masih ingin menikmati perjalananku yang sekarang. menjadi bebas di bawah sini berbeda dengan di atas sana. aku masih ingin seperti ini"
"tahukah kau, aku menunggumu untuk menyebutku sebagai rumah tempatmu kembali sejak pertama kita bertemu. sudah begitu lama. dan aku cukup lelah menunggu. kau datang dan pergi seenakmu, tidak kah kau merasakannya? aku ada untukmu, aku bisa jadi tempatmu kembali. jadi tolong, jika memang benar apa yang aku rasakan, buktikan bahwa aku tak salah!"
aku tersenyum. dan dimalam inilah aku kembali terbang. dan kembali ke tempat yang bisa aku sebut sebagai rumah.
It's a story about life. kehidupan nyata ga sesimpel dongeng yang kamu dengar atau baca. ada banyak kenyataan pahit yang akan kau temui, dan banyak juga kejutan manis di setiap sudutnya.