berbicara masalah nulis itu berbicara soal hobi. menulis jadi sebuah hobi yang bisa menghasilkan uang, kalo tulisannya bagus dan ada penerbit yang mau nerbitin tulisanmu. kalo nggak, ya selamanya jadi hobi aja.
dan kali ini aku bahas soal menulis, karena tiba-tiba ada tugas dari kantor untuk menuliskan sebuah cerita pendek, sebuah karya tulis yang akan dilombakan. ide ini tiba-tiba aja muncul dari atasan aku yang denger tentang pengalaman aku kerja di lapangan. dan idenya adalah aku harus menuliskan ceritaku tentang kegiatan lapangan itu. padahal aku gak bisa inget apa aja yang udah aku lakukan di lapangan. dan ini aku disuruh menceritakannya secara detail. what the..?!
setelah penjelasan ini itu dari atasan aku, dan setelah 15 menit berusaha untuk antusias dan tidak terlihat bodoh akhirnya disetujuilah tema ceritanya yaitu: Pengawasan dengan pendekatan persuasif. bisa dibilang idenya brilian. ya, gimana nggak itu pokok bahasan yang bagus, ringan tapi maknanya dapet. hanya saja yang bikin ini jadi susah adalah aku yang bikin. nah loh. cerita berpusat di kegiatanku di lapangan, tapi aku nyeritain Korlak kegiatannya.
"jadikan dia role model, tampilkan bahwa dengan pendekatan persuasif, fungsi pengawasan pun bisa berjalan dengan baik. cerita ini nanti bisa jadi inspirasi buat angkatan kalian yang masih muda, bahwasannya pengawasan gak selamanya harus keras dan gontok-gontokan." jelas beliau
ya hatiku yang rapuh dan sangat mudah diajak untuk bergerak ini langsung bersemangat, dan aku sanggupi lah idenya. dengan berbagai ide yang tiba-tiba datang saat itu, aku yakin tulisanku bakalan bagus.
tapi begitu sampai rumah lah kok malah melempem? apa ya harus deadline lagi baru bisa keluar ide? kalo bisa dipercepat kenapa diperlambat? dan bukannya mulai nyicil bikin cerpen malah update blog? owalah dot dot.